|
.Ketua Komisi B DPRD Kab.Bandung Pada Penutupan SLPHT di.Kp.Pangkalan |
|
|
Oleh Usep Suhendar
Pada tanggal 22 Desember tepatnya pada hari kamis telah diadakan penutupan ( Pildey ) SLPHT oleh Bapak H.Nono yang mewakili Bapak Kepala Dinas Kabupaten Bandung yang pada saat itu berhalangan hadir di Kp.Gambung Pangkalan RW 12 Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung pada kegiatan Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Holtikultura Propinsi Jawa Barat tahun 2011 yang berbasis pada Implementasi Teknologi OPT Holtikultura Ramah Lingkungan dan Penumbuhan Kelembagaan Regu Pengendali Hama / OPT ( RPHT ) yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat bersama Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung.
Pada Acara penutupan tersebut dihadiri oleh juga Bapak H.Saeful Bahri Ketua DPRD Komisi B, Kepala Desa Cisondari Drs. Rudy Wirasasmita, Kepala UPTD Pertanian Kec.Ciwidey Bapak Oban Sobandi, para PPL dan Peserta Pelatihan. Bapak Saeful Bahri dalam arahannya beliau merasa bangga oleh keuletan dan kejujuran para petani yang berada di Kp.Pangkalan yang pada saat ini sudah dibilang berhasil dalam rangka pengembangan pertanian ramah lingkungan ( Organik ) dan beliau berjanji akan berusaha untuk membantu para petani yang betul betul mempunyai potensi di bidang pertanian Organik
|
Melihat Produk Hasil pertanian Organik |
Dalam paparannya Ketua Gapoktan Jaya Alam Lestari B.H.Waryudin mengatakan bahwa pada awalnya kira-kira tahun 2003 pertanian yang di lakukan masih dalam katagori sistem plasma ( adanya majikan ) dan dengan adanya kepercayaan dari pihak pemerintah pada tahun 2007 mendapatkan bantuan dana PUAP sebagai salah satu rintisan pada pengembangan keuangan Kelompok Tani Jaya Alam Lestari yang sekarang sudah dibilang sudah berkembang dan sangat menguntungkan bagi petani khususnya pada para petani penggarap di Gapoktan Jaya Alam Lestari.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dimasa sekarang sangat penting bagi
tumbuh kembang anak-anak kita,khususnya di usia 0 sampai dengan 6 tahun.
Hal ini sangat penting untuk perkembangan anak khususnya dalam
perkembangan perilaku,bakat,pengetahuan. Pada masa-masa usia tersebut
anak sangat peka dengan segala sesuatu dilingkungannya. Apabila
lingkungan mengajarkan hal yang positif mengarah ke perilaku yang
membuat anak terdidik dengan baik, maka anak akan terbentuk baik pila
pola pendidikan dan perilakunya.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak usia 0 tahun sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pos Paud " Rose " Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung
inggu, 26 Juni 2011 bertempat di Balai
Desa Cisondari - Fortuga beserta rombongan Tim Medis bekerjasama dengan
Pemerintah Desa Cisondari, serta dibantu Tim Medis Yayasan Dalusyifa Pasirjambu
serta Bidan Desa, Sdri. Dini Amalia , menyelenggarakan kegiatan Sunatan Massal dan
Pengobatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Fortuga (Forum Tujuh Tiga) adalah
Komunitas Alumni ITB Tahun 1973 yang dalam pelaksanaan kegiatannya berkomitmen
membantu Program pemerintah baik kegiatan fisik maupun kegiatan non-fisik dan
salah satu diantaranya bhakti sosial bidang kesehatan, demikian dikatakan Bapak
Dr. Ir. Sujana Royat, DEA (deputi Menko Kesra) selaku pimpinan rombongan
mewakili Bapak Sapta Septiadi selaku Ketua Fortuga dalam kata sambutannya.
Alhamdulillah respon masyarakat pada kegiatan pemeriksaan kesehatan besar
sekali kurang lebih 300 orang memanfatkan fasilitas ini, namun tidak demikian
halnya dengan peserta sunatan massal – dari target semula sebanyak 50 orang,
hanya terealisasi 30 orang itupun pihak panitia bersusah payah mencari peserta.
Berbicara masalah
sunatan masal, Kepala Desa Cisondari, Drs. Rudy Wirasasmita dalam kata
sambutannya mengatakan bahwa masih
banyak kalangan masyarakat yang masih memandang sebelah mata kegiatan
sunatan masal ini, terutama berkaitan dengan image masyarakat serta
factor-faktor lain yang sifatnya traditif, padahal kegiatan ini adalah berkah
bagi kita terutama bagi mereka yang
memanfatkannya, kita patut bersyukur. Lebih lanjut beliau mengharapkan
masyarakat jangan salah persepsi terhadap kegiatan sunatan masal terlebih
kepada keluarga peserta sunatan masal.
Diakhir kata sambutan Kepala desa menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan ini dengan harapan mudah-mudah kegiatan kerjasama ini merupakan pembuka
untuk terjalinnya kerjasama dalam
kegiatan lainnya.